Oh iya, yang bikin deselerasi jumlah postingan kali ini sebenarnya sebabnya cuma satu: kesibukan. Saya yang dulu sudah beda sama saya yang sekarang (lebay). Maksudnya statusnya sudah beda. Tapi tenang, di KTP statusnya masih lajang kok (bahas apasih). Iya, sekarang saya sudah kerja. Tau sendiri kan bedanya orang kerja sama orang nganggur. Dulu sehari bisa tiga kali nyalain laptop, sekarang tiga hari sekali baru nyalain laptop lagi. Tapi gantengnya tetep kok. Malahan nambah, kalo ID card-nya terpasang.
Tapi kesibukan bukan berarti meninggalkan semua yang tidak berbau kerjaan, seperti media sosial. Buat saya, media sosial tetaplah media sosial (iya lah). Media sosial itu bagaikan pariwara yang akan selalu ada di tayangan Indonesian Idol. Pas lagi tegang-tegangnya nungguin si Daniel nyebutin siapa yang bakal dieliminasi, eh tiba-tiba iklan. Ya emang harus gitu, kalo nggak penonton mungkin bakal jantungan. Acara rating-nya bakal nge-drop. Pemasukan dari sponsor, dari iklan, nggak ada. Hadiah buat peserta, biasa-biasa aja karena nggak ada yang sponsorin. Ujung-ujungnya, tontonannya nggak seru.
Begitu lah. Jadikanlah media sosial sebagai tempat untuk menarik nafas sejenak. Sebagai waktu untuk minum seteguk kesegaran disela-sela ketegangan kerjaan. Sebagai sofa yang empuk untuk menyandarkan diri sejenak dan melepaskan semua beban. Supaya setelah iklan, acara yang ditonton tetap seru, kita sebagai penonton juga tetap semangat melanjutkan tontonan.
Mungkin perumpamaannya agak rancu ya. Tapi maklum saja lah, mungkin pengaruh kerjaan. Kerjanya ya nonton Indonesian Idol. *ehh xD