6 Sep 2010

proyek "kesabaran"..

5:09, dan aku sudah harus bersiap2 tuk mandi. sunggguh tak terbayangkan dinginnya kala guyuran pertama menyentuh kulitku. dan karena sudah terlanjur basah, maka kulanjutkanlah ritual membersihkan diri itu tanpa berpikir rasa dingin berikutnya.

5:24, setelah sholat subuh, shogy udah siap jalan, walaupun agak susah tadi nyalanya karena masih terlalu pagi untuk dinyalakan. sebelum berangkat, lagi2 panggilan alam memaksaku untuk ke kamar mandi untuk ke2 kalinya karena memang suhu subuh itu masih terlalu dingin untuk terjaga dan beraktivitas.

5:32, setelah mengunci pagar, aku pun segera bergegas berangkat. cuma butuh waktu kurang dari 3 menit untuk tiba di kompleks cv. dewi yang biasanya ditempuh dalam waktu 7 menit lebih di waktu normal.

5:35, dari jauh tak ada aktivitas yang berarti terlihat dari pekarangan rumah diah, dan memang tidak ada apa2. teman2 yang lain belum datang, tuan rumah juga belum nongol, padahal dari sms yang dikirimkan rijal kemarin, jam segini sudah batas "paling lambat" untuk berkumpul di rumah diah. dan aku hanya bisa menunggu ditemani nyamuk2 yang mengerubutiku, menganggapku orang baru, dan memang aku orang baru, masih ragu untuk mengetuk pintu rumah orang di"saat" yg tidak biasa seperti ini. andai semalam aku tidak menghabiskan pulsaku untuk update status, mungkin sekarang sudah ada taufik, atau hiksan, atau bahkan diah yang menemaniku menunggu yang lainnya datang.

5:47, rijal baru saja menelepon setelah 7 kali kukirimi CM, melegakan pikiranku, "iya,tunggumi saja,sa telpon diah ple". 5 menit berselang, pintu depan terbuka. keluarlah diah dengan penampilan berbeda dari yang biasa aku lihat dikampus, mata indahnya masih setengah terbuka, wajahnya tidak kencang tapi mengenndur, pipinya lebih tembem dan menggumpal tepat dibawah mata, leher agak diturunkan dan bahu agak dinaikkan, kedua tangan saling meremas lengan menahan rasa dingin, dengan wajah heran dan berkata, "ih,utun. kenapa rajin sekali?". gubrakkk!!, sudah jam segini masih dibilang "rajin sekali", sungguh jiwa khas Indonesia. andai saja aku tidak kasihan melihat wajah khas baru bangun tidur itu,mungkin aku sudah nyolot dari tadi, "sudah jam berapa ini, non? janjiannya jam berapa kah?".

5:52, aku sudah berada didalam rumah diah, tentunya setelah dipersilahkan masuk dengan pertimbangan: kami berdua sama2 kedinginan. aku duduk sendiri disofa ruang tamu, dan tak terasa sudah 21 ayat kubaca dari pocket Qur'an-ku ketika suara deru mesin motor, khas jupiter mx,makin mendekat dan berhenti tepat depan pagar. pasti taufik, dan aku segera keluar.

6:10, "pasti rijal", seru taufik ketika terdengar suara motor yang semakin mendekat. "kenapa lama sekali? kita sudah dari tadi disini!". suasana berubah ramai. diah yang sudah selesai mandi ikut berkumpul diluar, hiksan datang menyusul rijal dan aan, kemudian irma yang datang bersama penjual sayur keliling.

7:58, tak terasa sudah satu setengah jam kami "hanya" berkumpul menunggu, tanpa ada kegiatan yang berarti. "jam segini korannya belum datang, mana mau laku?", sahutku. sebelum dibalas oleh rijal, "kayaknya nda jadiki jual koran hari ni". kata2 rijal yang terakhir itu membuatku tertunduk lesu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar