8 Feb 2011

resume 2 pria..

Malam ini dingin dan sepi. Ya, sepi. Ibu, dan kedua kakakku sudah terlelap di ''peraduan dua dunia'' mereka masing2. Ayah masih asyik menyaksikan ''aduan politik'' yang malam ini tayang di tiga stasiun tv swasta. Pariwara selalu menjadi tanda, saatnya mengganti chanel. Sedang aku, di ruang tamu masih asyik berbalas pesan singkat dengan seorang teman lama.

Sesekali ayah menoleh ke arah ruang tamu di sebelah kirinya, mungkin sedikit lelah melihat adu ''kebohongan'' dari tv yang menyiarkan debat politik di arah kanannya. Ayah melihatku sejenak, lalu menoleh kembali ke arah tv. Beberapa saat kemudian, ayah kembali menoleh, lalu menoleh balik lagi. Seolah dengan melihatku, rasa lelahnya dan kantuknya sedikit terobati.

Ya, hanya aku dan ayah. Sering kami mendapati momen seperti ini. Hanya kami. Hanya 2 laki-laki. Saling berbagi dan bercerita kisah masing2.

Saat aku mengadu tentang satu hal yang menurutku itu sulit, ayah membalas dengan menceritakan pengalaman masa lalunya. Ia tidak menjawabku. Ia tidak membenarkanku. Ia tidak jua menyalahkanku. Tapi ia membimbingku. Ia mengajariku berpikir. Ia menuntunku belajar menjadi seorang pria, seperti dirinya.

''tidur, nak!'', perintah terakhirnya malam ini. Jarum jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Tak terasa, sejam terakhir aku merampungkan resume sebuah memori, antara aku dan ayah.

2 komentar: