27 Jan 2011

jenuh..

rasa bosan sore ini benar2 mengusikku. laptop dan gitar sudah tidak manjur lagi untuk mengobati jenuhku. spontan saja aku memutuskan untuk keluar menuju zona nyamanku, sendiri. tanpa tujuan memang, tapi itulah tujuanku. sepeda motorku melaju perlahan. tangan kananku memutar santai setang gas, menyesuaikan dengan tangan kiri yang melepas perlahan tuas kopling. angin sepoi-sepoi lembut menerpa wajahku, yang kubiarkan tidak terlindungi oleh kaca helm hafl-faceku. angin sore ini juga membelai hatiku, menenangkan sedikit rasa gerah yang menyelimuti kesendiriannya.

memang kali ini aku ingin merasakan santai se-santai2nya. tidak peduli dengan pengendara lain yang mungkin mencibir melihat gayaku. tidak peduli dengan deru klakson pengendara setelahku. tidak peduli dengan langit yang mengancam dengan menunjukkan mendungnya. ah, yang penting santai, pikirku.

aku berkendara santai meliuk-liuk di tengah kepadatan jalan protokol yang meyerupai arteri kehidupan kota. sesekali kulihat beberapa pengendara mobil yang sedikit iri melihatku yang dengan mudahnya mendahului mereka. "saya duluan, ya!", gumamku dalam hati. kepadatan kota ini sedikit menghiburku. mengurangi lagi rasa jenuh yang tadi juga sudah sedikit terhempas angin sore.

puas menikmati hiburan di padatnya lalu lintas tengah kota, aku berkendara menuju barat kota. ya, pantai, tentu saja. sore ini lagi cerah. langit yang sedari tadi mengancam belum jua membuktikan ancamannya. ramai. lebih ramai, malahan. sudah lama aku tidak menginjakkan kaki lagi di pantai ini. para muda-mudi itu tetap setia menghiasi lengkungan anjungan. penjual pisang epe' pun ikut setia menghiasi di garis tengahnya. aku memilih duduk agak jauh dari lengkungan cinta itu, karena jelas, tidak ada yang menemaniku. sesekali kulihat sepasang dari mereka, tersenyum, bercanda, berpegangan tangan. kemudian kulihat sepasang lainnya. sama, tersenyum, bercanda, berpegangan tangan. kemudian aku tertunduk.

kupalingkan wajahku ke laut, tepat di hadapanku. menatap jauh, mencoba menembus ujung pantai seberangnya. mataku memang tak bisa menembusnya, tapi hatiku bisa. kubuang segala sisa kejenuhan yang menyesaki batinku, seiring dengan deru ombak yang menghempas. kepada laut, kuceritakan apa yang aku rasakan saat ini. kuceritakan betapa penatnya hari ini, kuceritakan betapa jenuhnya aku hari ini, kuceritakan betapa rindunya aku hari ini. matahari mulai mengintip, seolah ikut memperhatikan kisah yang kuceritakan kepada laut dari kejauhan.

sebelum pulang, tak lupa pula kukirimkan salam rindu, buatmu. berharap laut kan mengantarkannya jauh ke seberang, tempat dimana dirimu berada, sekarang.

aku menutup kisahku.
matahari pun berlalu.
menenggelamkan dirinya dalam senja yang sendu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar