28 Jan 2011

satu kisah abadi..

sepulang dari rumah seorang paman, ibu masih saja menyinggung masalah yang tadi dibicarakan. perselisihan seorang keponakan (sepupuku) dengan calon istrinya masih menjadi cerita hangat buat ibu. ia tidak habis pikir, hanya karena masalah sepele, pernikahan itu terancam dibatalkan.

"dulu kita ndada yang kayak begitu. ndada istilahnya pacar2an. pokoknya kalo sudah ketemu, terus baku suka, pergimi dilamar. sekarang anak2 sudah pacaran, tunangan, eh malas putus ditengah jalan."
begitu keluh ibu dalam perjalanan. ia bercerita tentang masa mudanya dulu. tidak ada istilah pacaran, katanya. kalo sudah suka, ya langsung lamar, trus nikah deh. begitu singkatnya.

kemudian, ibu bercerita tentang masa mudanya bersama ayah. mereka berkenalan di kampus. ya, mereka kuliah di institut yang sama. awalnya cuman saling menyapa. kemudian, ayah memberanikan diri berkenalan, walaupun ibu sudah mengenal namanya lebih dulu.

"ndada yang nda kenal bapakmu dulu. gayanya paling necis di kampus. dosen saja masih pake sepeda, bapakmu sudah pake vespa.", seru ibu sambil sedikit tersenyum mengingat masa indah itu.
perjalanan masih lama. aku sengaja mengarahkan mobil ke jalan yang agak padat, supaya aku bisa mendengar cerita ibu lebih lama. "seru, nih!", gumamku dalam hati.

ibu melanjutkan, katanya, setelah berkenalan, ayah sering mampir ke rumah tempat ibu tinggal (dulu ibu numpang di rumah pamannya). sering berkunjung ke rumah dengan berbagai alasan, akhirnya ayah sudah di kenal di keluarga ibu. tidak ada satu pun kata cinta yang terucap dari keduanya, hanya tatapan penuh makna, dan sebuah senyuman.

kisah cinta yang singkat menurutku, tapi perjalanan "cinta" mereka kenyataannya tidak berjalan sesingkat itu. ayah harus menunggu 6 tahun lamanya sampai lamarannya di terima oleh ibu. maklum, ibu sudah berjanji kepada kedua orang tuanya (kakek dan nenekku) untuk tidak menikah sebelum ibu dapat pekerjaan tetap.dan ayah, ia dengan sabar menunggu ibu sampai tahun ke-6, setelah ibu mendapat pekerjaan tetap.

setelah menikah, ayah masih harus bersabar. sk pegawai ibu menetapkan bahwa ibu harus ditempatkan di ambon, yang memakan perjalanan kurang lebih 2 hari dengan menggunakan kapal laut dari makassar. hampir setahu ibi di sana. hanya sesekali kembali ke pelukan suaminya tercinta. sungguh perjuangan cinta yang tidak ada duanya.

ibu pun mengakhiri kisahnya. kunyalakan lampu weser kiri, kemudian kutekan klakson untuk menandakan bahwa aku sudah sampai di depan rumah. kakakku yang berada diruang tamu, segera membukakan pagar. ibu turun duluan, aku masih memarkirkan mobil agar rapi. sebelum turun, aku sejenak termenung, diiringi lagu allways be my baby dari david cook yang masih mengalun dari head unit mobil pada channel 105,1 fm. betapa sabarnya ayah, menanti balasan cinta ibu, tanpa ada satu pun kata cinta yang keluar dari mulut mereka. sungguh sangat berbeda dengan sekarang, para muda-mudi dengan mudahnya mengucap kata cinta, lalu mereka campakkan cinta itu begitu saja. semoga aku bisa se-sabar ayah, menunggumu, wahai cinta.

aku berjalan menuju kamarku yang berada di bagian belakang bangunan rumah. sepintas kulihat ayah dengan peci putihnya sedang membaca koran di ruang tengah. di depan pintu kamar, sejenak aku berhenti, meluangkan waktuku beberapa detik melihat foto mereka berdua yang dipajang di dinding ruang keluarga. aku tersenyum. haru.

lalu aku palingkan wajahku ke ruang tengah melihat sosok pria renta berpeci itu, "aku ingin sesabar dirinya". kupalingkan lagi ke dinding ruang keluarga, "sebahagia mereka".


I ALWAYS LOVE THEM BOTH..
AND I LOVE YOU TOO, BABY..

2 komentar:

  1. aigoo...

    i love the way a man love a woman without touch

    so romantic ...

    just take look from a far, make sure she is ok. enough. and wait the right time to legalize the feeling in islam.

    BalasHapus
  2. yup..

    and he did it..
    he is my father..

    dad,
    i'm proud of you..
    b^^d

    BalasHapus